Nama Akhe dari Dewo⠀

Bagi Orang Rimba, nama bukan urusan sembarangan. Hanya sesepuh yg berhak memberi nama, setelah “berkonsultasi” dengan para dewa rimba.

Nama pemberian para dewa itu puitis juga. Di slide pertama, anak gadis ini bernama Mendelau, artinya berkilau. Di slide kedua, namanya Meruan dan yg keempat adalah Nande. Cantik-cantik, ya.

Ada juga yg namanya Gentar, Pengarang Gading, Bepuncak, Besati, Bungo Padi, Mergo Bungo, Merigu Meruni, Besidam. Tak mudah membedakan jenton (laki-laki) dan betina (perempuan) di Suku Orang Rimba hanya dari nama. “Samalah, nama jenton dan betina. Semua nama akhe dari dewo,” kata mereka.

Rimba adalah hidup mereka, denyut nadi Orang Rimba. Setiap anak yg baru lahir, langsung mendapat dua pohon. Satu pohon tenggeris, yg mewakili diri dan nama si anak. Satu pohon sentubun, tempat ari-ari ditanam di dekat akar pohon.

Maka, ketika pohon-pohon di rimba ditumbangkan pebalok (illegal logger) dan perusahaan (untuk kebun sawit atau karet), hidup Orang Rimba bagai tercerabut. Langit yg biasa tertutup dedaunan, mendadak jadi putih. Begitu pentingnya hutan hingga OR punya seloka, “Piado (tiada) rimbo, piado bungo. Piado bungo, piado dewo.”

Anak-anak perempuan di rimba ini, sayangnya, belum bisa menikmati kelas-kelas alternatif yg dibuat para fasilitator @kki_warsi. Adat belum membolehkan anak-anak perempuan leluasa belajar.

#PuanIndonesia
#OrangRimba
#puanjambi
#womenstory

PUBLISHED BY Puan Indonesia
Go Top