Ni Made Desa Perwani

Ni Made Desa Perwani, dia yg dilahirkan pada malam menjelang purnama.

Sebagai perempuan Bali, seperti juga perempuan pd umumnya, putaran hari @tutut_perwani sungguh padat. Pukul 5 pagi bangun, pergi ke pasar, menyiapkan sarapan untuk suami, anak, dan keluarga besar. Tak lupa menyiapkan canang dan bebanten, persembahan bagi para dewa. Sejimpit masakan yg sudah siap perlu disertakan dalam bebanten, agar berkah datang menyertai.

“Kalau belum menikah, jadi perempuan Bali itu senang-senang aja. Begitu menikah, nah, di situ tantangan kehidupan yg sebenarnya dimulai.” Itulah sebabnya, pernikahan buat perempuan Bali diawali dg berbagai upacara pamit pada keluarga, juga pada arwah para leluhur di pura keluarga. “Sedih sekali, seperti melepas hidup yg sudah lama dijalani.”

Tutut menikah delapan tahun lalu. “Saya dari kasta sudra, suami dari keluarga kasta tinggi. Awalnya susah juga. Banyak penyesuaian. Saya segan dipanggil jero, orang dalam pura.”

Pagi pukul 8.30, urusan keluarga telah siap. Tutut pergi bekerja. Kadang, sorenya disambung dengan pergi ke pura, menyiapkan upacara. Malam hari baru pulang ke rumah, keluarga menanti. Istirahat, bersiap untuk esok hari.

“Tak ada waktu untuk diri sendiri,” katanya. Beruntung @threadoflife, kantornya, menyediakan kelas yoga, reiki, buat karyawan. “Itulah saat saya ambil napas.”

Tutut paham betul tak mudah menjadi perempuan Bali. “Arwah nenek buyut saya pernah datang dalam sebuah ritual. Beliau minta izin, tidak mau menitis dalam tubuh perempuan. Berat, hehe.” Berbeda dg neneknya, “Saya menikmati jadi perempuan Bali, meski berat. Keluarga itu sumber energi buat saya.”

Sabtu sore itu, Tutut menari legong di Pura Ubud. “Saya menari sejak umur belasan tahun. Sekarang, saya sudah 37, dan ingin terus menari.”

Berdandan, menyiapkan kostum, lalu menari di bawah lampu sorot, disaksikan ratusan pengunjung. “Ini saat-saat yg selalu saya nantikan, saat saya bisa menjadi diri sendiri.”

#PuanBali#PuanIndonesia#Bali#Ubud#BaliIndonesia#BeautifulIndonesia#PerempuanHebat#WomenStory

PUBLISHED BY Puan Indonesia
Go Top