Tubuhnya mungil, tapi keberaniannya: alamak!

Rizka Nurul Amanah, 27 tahun. Tiga tahun terakhir, dia menjadi peneliti & aktivis menangkal terorisme. Dia keliling berbagai kota menemui komunitas narapidana teroris (napiter). “Percuma kalau hanya fokus pada napiter, tapi mengabaikan komunitas inti. Tekanan kembali ke jalan kekerasan kerap datang dari keluarga dan komunitas.”

Lulus dari UIN Syarif Hidayatullah, Rizka bergabung dengan Yayasan Prasasti Perdamaian bersama Noor Huda Ismail, sutradara film “Jihad Selfie”. Tugas awalnya, mewawancarai 8 napiter perempuan, tiga di antaranya TKW, yg ditahan di Mako Brimob.

Membangun komunikasi dengan para napiter tidaklah mudah. “Saya sengaja nggak mau baca teori apa pun. Saya mendekati mereka sebagai sesama manusia.”

Tak sedikit permintaan aneh harus dituruti. Ada yang minta dibelikan lipstik, baju, buah segar yang dipotong-potong karena di penjara tak boleh ada pisau. “Pernah buah yg saya bawa kurang segar, eh itu buah dibuang di depan saya.” Lain kali, si napiter minta dibawakan 80 tusuk sate. “Di penjara kan nggak boleh ada tusuk sate, saya mesti lepasin satu per satu tusukannya. Capek, deh.”

Kesabaran Rizka berbuah. Tak hanya 8 napiter perempuan, separo dari 130 napiter di Mako Brimob (sebelum kerusuhan April 2018) dia wawancarai –yg akan dia bukukan. “Sebagian besar awalnya bukan karena ideologi, tapi galau, rasa kurang dihargai, dan tidak pede. Ada yg saban bulan kirim uang ke kampung tapi tak ada imbalan rasa terima kasih.”

Kekecewaan, rasa hampa, jauh dari rumah, membikin mereka mudah didekati kelompok radikal. “Mulai dari jadi donatur tetap sampai merekrut calon ‘pengantin’ pelaku bunuh bom bunuh diri.” 
Tidak takut? “Takut, Mbak. Pernah saya nggak mau bawa koper kalau ke luar kota, cuma bawa ransel supaya sigap lari setiap saat. Bawa pisau lipat, disita di bandara.” Rizka pun deg-degan setengah mati waktu kerusuhan di Mako Brimob. “Susah tidur berhari-hari. Takut jadi target serangan juga.”⠀

Bagi Rizka, “Terorisme itu berawal dari kebencian. Penting banget kita bersama bekerja keras menghapus kebencian berbasis apa pun.”

#PuanIndonesia
#ceritaperempuan
#WomenStory

PUBLISHED BY Puan Indonesia
Go Top