Citra Maudy, mahasiswi Fisipol UGM ini adalah jurnalis @bppmbalairung. Pada 8 Maret kemarin, di acara #Move4Women#internationalwomensday, kami mengundang Citra ke kantor @tempo.institute.
Saya bangga sore itu kami menghadiahkan award #Move4Women pada Citra dan Balairung. Rasanya senang sekali, menyaksikan gadis muda artikulatif dan berwawasan luas seperti Citra. –
Citra bercerita prosesnya mendapatkan kepercayaan Agni, bukan nama sebenarnya, korban kekerasan seksual dari teman KKN-nya. Butuh waktu lama bagi Citra untuk meyakinkan Agni agar mau berkisah tentang pengalaman pahit itu. “Agni yang saya temui jauh berbeda dengan Agni sebelum peristiwa itu,” kata Citra. Dulu Agni adalah perempuan yang ceria dan penuh daya hidup. Kini Agni jadi lesu, suram. Kantung matanya tebal tanda dia bermalam-malam susah tidur.
–
Singkat kata, Agni bersedia mencurahkan kisahnya kepada Balairung. Terjadilah kehebohan. Gelombang reaksi, semburan marah dari kampus yang sibuk menyelamatkan muka, defensif, muncul dari berbagai penjuru. “Saya dipanggil polisi, ditanya-tanya apa motif saya menulis kisah Agni. Apa saya sengaja ingin memperkeruh situasi politik,” katanya. –
What…?! Saya tak bisa mengerti mengapa mengabarkan kisah korban dicurigai bermotif politik. Absurd. –
Kasus Agni memang akhirnya berakhir absurd juga, seperti banyak kasus kekerasan seksual lainnya. Pihak kampus memutuskan damai karena “tak ingin merusak nasib dua anak mereka”. – Agni adalah pucuk dari gunung es. Terima kasih Citra, sudah berani menuturkan kisah Agni, sudah berani mewakili kisah para penyintas.
#ceritaperempuan
#PuanIndonesia
#womenstory
#storyoflife
Citra Maudy
