“Kami belajar menenun sejak kecil, setelah SD. Sekarang kami sudah 50, 60, dan 70an tahun, tetap menenun. Ini kebanggaan kami. Kain sarung tenun ini digunakan untuk mas kawin, bersama gading yang sangat berharga, kepada pihak pengantin perempuan,” kata Mama Maria Dina.
Saat seserahan, pihak calon besan akan benar-benar memeriksa kualitas kain, mulai dari motif, warna, dan teknik tenun. “Kalau sampai ada yang salah, maka kain tenun akan dikembalikan pada kami. Jadi, penting sekali untuk menjaga kesempurnaan saat menenun,” kata Mama Agnes. “Nggak boleh salah. Malu, kan, kalau sampai sarung kami dikembalikan.” ⠀
⠀
⠀
⠀
⠀
#Lembata #Lamawara#NusaTenggaraTimur #Pekka#PerempuanKepalaKeluarga⠀#TorajaMelo