Nur Asiyah

Sebelum saya mengiyakan tawaran sbg Kepala Dusun Simpang Sari, Desa Pematang Rahim, Jambi, pd 2016, saya sudah minta izin pada suami. Dia mengizinkan. ⠀

Saya jadi sibuk sekali. Undangan ke desa sebelah, ke kabupaten, Jakarta, kota lain. Saya nggak bisa diam orangnya. Dikasih amanah mengembangkan kelompok tani perempuan, kelompok tanaman obat keluarga, ini-itu. Pekerjaan harus diselesaikan, harus bermakna bagi sekitar, ya, kan. Setiap program yg dipercayakan pada kita, harus mampu mengubah nasib. ⠀

Suami rupanya kurang suka. Mulai protes, kata-kata kasar dan ancaman fisik. Saya nggak terima. Dua puluh tahun menikah, saya nggak pernah dikasari. Saya sudah menjalankan tugas sebagai istri dan ibu. Benar-benar saya nggak terima. ⠀

Sewaktu ada undangan ke Bandung, saya cari yayasan yg membantu perempuan korban KDRT. Saya tanya, apa yg bisa saya lakukan? Saya diminta menata mental dulu. ⠀

Lalu, situasi memburuk. Dua minggu saya tak keluar rumah. Malu hati. Sempat juga mau mundur dari Kadus. Tapi, nggak. Saya harus kuat.⠀

Saya mengadu ke polisi. Mengungsi di kantor polisi semalaman, saya ajak 2 anak saya, yg satu SMP & satu SD. Tanya polisi, “Mana bekas pemukulan?” Memang tak ada. Tapi, apa harus menunggu sampai terlambat?⠀

Besoknya, saya dijemput pulang. Suami berjanji dia akan berubah. Nyatanya, tidak. Dia kembali kasar. ⠀

Dua tahun lalu, dia pergi. Tak ada kabar. Tak ada kirim uang untuk sekolah anak. Saya menggugat cerai, supaya jelas. ⠀

Saya terus aktif. Bersama fasilitator @kki_warsi, kami bentuk Kelompok Tani Perempuan “Kami Bikin”. Bikin apa saja, termasuk mengolah limbah kertas & plastik.

Kami juga bikin keripik pisang aroma kopi liberica. Memadukan dua potensi desa kami, pisang dan kopi. Aroma kopi bisa diatur, yg pekat, sedang, ringan. Liberica, paduan arabica dan robusta, yg tumbuh di tanah gambut seperti daerah kami. Permintaan mulai banyak. ⠀

Kelompok Kami Bikin, anggotanya baru belasan orang. Ini hiburan buat kami. Malam-malam, selesai urusan, kami saling curhat dan saling menguatkan. Ada yg janda, orang tua tunggal, kami saling bantu. ⠀

#puanindonesia
#PuanJambi 
#CeritaPerempuan 
#womenstory

PUBLISHED BY Puan Indonesia
Go Top