Go for Nature sampai Go to Mrs Universe

Dari Kota Tebing Tinggi, tekadnya tumbuh mendaki. Sejak masa sekolah, ia berhasrat membuktikan bila dirinya tidak bisa diremehkan. Ia setara, ia berdaya.

JIKA banyak orang memanfaatkan privilage sebagai wahana berleha-leha, berbeda dengan perempuan yang satu ini. Justru karena berasal dari keluarga berada, ia sering didiskriminasi oleh teman-temannya sebagai ‘anak tidak pintar’, sebab mereka mengidentikkan kepintaran lebih relevan dengan perjuangan kaum bawah.

Karena diremehkan, ia pun berusaha keras menjadi juara kelas dan sering mewakili kota kelahirannya dalam kompetisi di tingkat yang lebih tinggi.

Jauh ke belakang, sosok nenek menjadi inspirasi utama keteguhan seorang Juliana Yu mengejar cita-citanya. Saat masih kecil, ia jadi satu-satunya cucu yang sering dibawa ke pabrik untuk sekadar meninjau usaha keluarga. Di momen itu, neneknya pernah berpesan:

“Kamu adalah cucu yang nantinya akan menonjol dan berbeda dari yang lain.” Pesan inilah yang terus memotivasi Juliana hingga sekarang. 

Benar saja, dengan dedikasi dan perjuangan panjang, ia tersorot cahaya yang menjadikannya berbeda sebagaimana ramalan mendiang nenek tercinta. Juliana Yu kini tengah mempersiapkan diri untuk mewakili Indonesia di ajang bergengsi Mrs. Universe 2024 di Korea Selatan pada bulan Oktober mendatang.

Setahun sebelumnya, ia menjadi runner up-1 Mrs. GAIA Pegeant International 2023 di Kuala Lumpur. Tak hanya mahkota, ia juga menyabet The Most Confidence di ajang tahunan tersebut. 

“Saya berharap dapat membawa semangat dan kepercayaan diri yang sama di ajang Mrs. Universe nanti.” 

Mrs. Universe sendiri adalah ajang kontes kecantikan internasional yang dirancang khusus untuk wanita yang sudah menikah atau berkeluarga. Berbeda dengan kontes kecantikan seperti Miss Universe yang ditujukan untuk wanita lajang, Mrs. Universe justru menekankan pada kepribadian, prestasi, dan peran wanita sebagai istri dan ibu, serta kontribusinya terhadap masyarakat.

Ajang ini juga sering menyoroti isu-isu sosial dan filantropi, dengan para peserta diharapkan untuk berperan sebagai duta bagi berbagai tujuan amal dan advokasi, seperti pemberdayaan perempuan, pendidikan, dan kesejahteraan anak. Kontes ini diadakan setiap tahun, dengan peserta dari berbagai negara di seluruh dunia yang berkompetisi untuk mendapatkan gelar Mrs. Universe.

“Ada nervous sedikit, tapi masih ada waktu sebulan lagi, jadi saya bisa mempersiapkan diri lebih matang,” ungkapnya saat diwawancara di klinik Skinovation miliknya di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat.

Go for Nature Jadi Kunci!

Saat ditanyakan bagaimana rangkaian ini bermula? Dalam keluarganya, prestasi akademis selalu dihargai, seperti mendapatkan uang saku tambahan jika meraih juara di sekolah. Namun, ia juga mencatat adanya perbedaan dalam perlakuan terhadap anak perempuan dan laki-laki, sesuatu yang dirasakannya sejak kecil hingga dewasa.

“Jujur, perempuan tidak diberi keleluasaan. Itu yang paling saya rasakan. Berbeda dengan anak laki-laki yang terus mendapat support orang tua”. 

Menyikapi hal itu, Juliana muda tak mau kehilangan atensi. Ia terus membuktikan prestasi akademiknya yang menjadi bekalnya untuk terlihat menonjol di antara kerabat dan kawannya. Setelah merampungkan sekolah farmasi di Indonesia, ia pun melanjutkan langkah untuk menekuni ilmu dermatologis hingga ke London, Inggris. Terbukti, kini ia berprofesi sebagai pakar dermatologis, kosmetik dan gizi sesuai harapannya dulu. 

Menariknya, sejak tahun 1999, Dr Juliana Yu terus melakukan pemutakhiran untuk menggabungkan pendekatan alami dan self-healing dengan teknologi modern untuk perawatan kulit. Yakni dengan fokus pada stimulasi produksi kolagen dan elastin serta penggunaan produk skincare berbahan alami. 

“Sejak awal saya punya satu tagline, Go for Nature. Sebab perempuan Indonesia harus merasa cantik dan menjadi cantik, karena alam kita kaya dengan warisan kecantikan dan bahan untuk perawatannya.”

Sejalan dengan slogan  itu, ia juga menekankan pentingnya personalisasi dalam perawatan. Karena menurutnya, setiap orang memiliki kebutuhan yang unik. Beda pasien, beda juga jenis penangannya. 

Demi menajamkan kemampuannya secara khusus, ibu dari putra kembar ini pun mengambil pelatihan bersertifikasi untuk menguasai ilmu pengobatan holistic agar dalam menjalankan misi kesehatannya, ia bisa melakukannya secara komprehensif.

“Sebelum melakukan treatment, saya akan menggali penyebab kerusakan yang dialami, profesi keseharian, hingga harapan si pasien, untuk mengetahui tindakan perawatan yang sesuai.”

Mengapa demikian? Ia menjawab dengan tulus bahwa baginya, peran utamanya adalah untuk membantu dan menginspirasi orang lain—dan itu sudah menjadi pencapaian yang paling memuaskan.

The Mother of Beauty

Mengulik realita saat ini, di mana teknologi berkembang dengan cepat dan menawarkan berbagai kemudahan. Tak lupa, sosok yang pernah wara-wiri membagikan tips kecantikan di sebuah program televisi ini kembali mengingatkan bahwa teknologi kadang abai memperhatikan sisi kemanusiaan.

Dr Juliana sepenuhnya paham bahwa dirinya tidak bisa menjangkau semua orang, tetapi yakin ada orang-orang yang akan mendengarkan pesannya.

“Teknologi memang nggak bisa dibendung, tapi kita perlu pinter juga memilah bagaimana efek samping dari hal itu. Jangka pendeknya seperti iritasi dan pigmentasi, sampai yang terjauh adalah kanker.”

Perempuan optimis ini berharap kita tidak terlalu bergantung pada teknologi dan tetap selaras dengan pola alami. Baginya, konsep kembali ke alam sangatlah penting, terutama dalam merawat kulit dan kesehatan yang jadi kunci menjaga keseimbangan hidup. 

“Menyeimbangkan fungsi teknologi dan pendekatan alami bukan hal yang mustahil, kan? Saya akan terus membantu orang terutama perempuan Indonesia untuk merasakan manfaatnya. Dengan kata lain, saya ingin menjadi ibu dari misi kebaikan ini, the mother of beauty.”

Menuju Kontes Mrs. Universe 2024

Mengikuti sebuah ajang di mana ada ratusan perempuan yang turut andil dalam tantangan tersebut, tak ayal membuat Dr Juliana Yu membutuhkan persiapan yang matang menuju masa karantina di Mrs Universe 2024 mendatang.

Soal berbicara di depan umum, ia merasa tidak kesulitan karena pengalaman seringnya menjadi pembicara. Namun, yang paling penting baginya adalah memastikan bahwa kehadiran di ajang bergengsi tersebut dapat memberikan kesan dan pesan yang istimewa.

“Bayangkan, ajang ini diikuti oleh ratusan perwakilan dari berbagai negara dengan potensi hebatnya. Jadi saya perlu mempersiapkan diri untuk memberikan yang paling istimewa.”

Menyadari kekuatan sebuah cerita, perempuan berdarah Tionghoa-Melayu ini menjadikan cara tersebut sebagai kekuatannya menampilkan hal spesial.

“Mungkin orang sudah terbiasa melihat sesuatu yang dikaitkan dengan budaya kita, seperti batik, tetapi saya ingin memadukan keindahan Indonesia dengan kesan internasional pada gaun yang akan dibalut dengan hikayat sejarahnya,” ungkap Dr Juliana yang menyiapkan paduan antara desain dan ornamen yang dikenakannya dengan tradisi lisan bertema warisan nusantara.

Di kompetisi global itu, ia tidak sekadar menitikberatkan penampilan, kecerdasan, kepribadian, atau kemampuan komunikasi. Melainkan juga bagaimana ia nantinya bisa mengenalkan legasi budaya Indonesia lewat storytelling yang menarik perhatian dunia.

Saat ditanya apakah titik berangkat dari segenap langkah-langkahnya? Singkat dijawab oleh perempuan multi-talenta ini:

“Pada hari di mana saya dianggap tidak setara, di situlah saya menyalakan daya yang hingga saat ini merawatnya agar terus menyala dalam diri saya!” ***

***Deasy Tirayoh

PUBLISHED BY Puan Indonesia
Go Top